sadang-jatirogo.desa.id - "Jangan langsung memegang korban kecelakaan jika kita tidak tahu pasti penanganan terhadap korban kecelakaan yang baik". Itulah pesan utama yang disampaikan oleh Bapak Tri Djuniarto dalam acara pelatihan Gawat Darurat (GADAR) ygn dilaksanakan di pendopo Balai Desa Sadang Kecamatan Jatirogo pada hari selasa pagi tanggal 13 agustus 2019 kemarin. Pelatihan ini menghadirkan tim dari PUSKESMAS Jatirogo sebagai nara sumber dan mengundang segenap Kader Kesehatan Desa Sadang serta dihadiri juga oleh perangkat Desa Sadang. Acara ini diselenggarakan untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan para kader kesehatan di Desa Sadang jika terjadi kecelakaan dan warga yang mengalami sakit mendadak di lingkungan wilayah desa sadang.
Acara dibuka oleh Bapak Didik Wahyudi selaku Tim Gawat Darurat dari Puskesmas Jatirogo. Beliau menyampaikan bahwa apabila kita menemukan kasus gawat darurat maka yang harus kita lakukan untuk pertama kali adalah mengamankan jalan lingkungan, memanggil bantuan, melibatkan orang sekeliling untuk membantu dan segera menolong serta menyelamatkan korban. Beliau juga menambahkan bahwa kita juga tidak boleh mengabaikan keselamatan diri kita sendiri waktu kita menolong orang lain. Utamakan keselamatan diri dulu sebelum menolong orang lain, imbuhnya.
Selanjutnya penyampaian materi di sampaikan oleh Bapak Tri Djuniarto Selaku Tim Penanganan Penyakit Menular dari Puskesmas Jatirogo dan juga Tim Gawat Darurat. Beliau menyampaikaan bahwa Poskesdes yang baik itu harus mempunyai perlengkapan standar untuk penangan kesehatan. Mulai kotak P3K, alat check-up kesehatan, kacamata, apron, handscoon, sepatu boot, kain polos, perban elastis, kain kasa, plester, tandu dan lain-lain. Selain peralatan kesehatan standar yang harus ada, Kader Kesehatan Desa juga harus mendapatkan pengetahuan serta pelatihan yang cukup agar para kader bisa cakap dalam menangani permaslahan Gawat Darurat. Misalkan untuk menangani korban yang sedang pingsan, maka ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu membuka jalan nafas (airway), melakukan nafas buatan atau denga melakukan pemeriksaan sirkulasi nadi radialis. Para Kader harus tahu mana dari ketiga hal tersebut yang harus dilakukan jika terjadi pingsan dengan korban.
Selain ketiga cara diatas, kita juga dapat melakukan langkah-langkah lain jika terjadi pingsan. Diantaranya adalah dengan memindahkan pasien ketempat sejuk, memberikan bau-bauan seperti alkohol, dan memiringkan pasien kearah kiri dan jangan ke arah kanan karena bisa menyebankan pasien mengalami muntah.
Materi dilanjutkan dengan penanganan korban patah tulang. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menangani korban yang mengalami patah tulang. Yaitu dengan menyandarkan pasien, menggendong ayun, menggendong punggung, menggendong dengan menggunakan 2 tangan dan menggendong dengan lengan. Beberapa cara tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri menyesuaikan dengan kondisi pasien. Jika sudah terindikasi letak bagian tubuh yang patah, maka kita bisa menggunakan gips dan membalut dengan perban. Adapun cara memasangkan gips yaitu harus dipasang pada dua sendi yaitu persendian yang berada diantara letak tulang yang patah. Setelah dirasa cukup, kita bisa memindahkan pasien atau merujuknya kerumah sakit terdekat dengan menngunakan tandu.
Masih dengan materi patah tulang, materi selanjutnya adalah penanganan korban patah tulang tangan. Apabila terjadi korban patah tulang tangan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan kain kemudian dilipat dalam bentuk segitiga untuk selanjutnya digunakan sebagai gendongan tangan pasien yang patah. Pada waktu kita memasngkan gendongan tangan ini kita harus memastikan bahwa kondisi pasien nyaman dan tidak merasakan sakit dengan gendongan yang kita buat.
Materi selesai dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta pelatihan. Kader dan perangkat Desa sangat antusias dan beberapa mengajukan pertanyaan kepada Tim Gawat Darurat. Setelah dirasa cukup, acara pun ditutup. Semoga dengan diadakannya Pelatihan Standar Gawat Darurat ini bisa menciptakan Kader Kesehatan Desa Sadang yang cakap dan terlatih untuk menghadapi kondisi gawat darurat. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya resiko terhadap korban yang ada. (@gus_sung)