Marning_sadang - Unit Organisasi Berbasis Fungsional (UOBF) Puskesmas Jatirogo pada hari Jum'at tanggal 4 Nopember 2022 kembali menyelenggarakan Loka Karya Mini Lintas Sektor (Lokmin Linsek) di Pendopo kecamatan Jatirogo. Pertemuan ini menghadirkan Camat Jatirogo, Danramil Jatirogo, Kapolsek Jatirogo, Kepala Desa se-Kecamatan Jatirogo, Korwilcam Pendidikan Kecamatan Jatirogo, Kepala Puskesmas Jatirogo, Kepala RSUD R. Ali Manshur Jatirogo, Perwakilan Kader Desa, dan perwakilan dari Muslimat Kecamatan Jatirogo.
Dikutip dari http://www.indonesian-publichealth.com, Loka Karya Mini merupakan penerapan manajemen penggerakan pelaksanaa dalam bentuk forum pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggalangan kerja sama tim baik lintas program maupun lintas sektor serta terlaksananya kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan.
Dalam agenda 3 bulanan tersebut, dr. Abdullah Khamdi selaku Kepala Puskesmas Jatirogo membahas isu kesehatan yang sedang hangat di tahun ini. Isu kesehatan tersebut yakni kasus Demam Berdarah yang angkanya semakin naik.
dr. Abdullah Khamdi menyampaikan bahwa tim dari UOBF Puskesmas Jatirogo sudah berupaya secara maksimal untuk menurunkan kasus Demam Berdarah. Kita sudah melakukan survey di lokasi terjangkitnya kasus Demam Berdarah dan sudah melakukan koordinasi dengan Bidan Desa, namun karena keterbatasan anggaran, maka kita belum bisa melakukan penyemprotan (fogging) secara menyeluruh, kata dr. Khamdi. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa UOBF Puskesmas Jatirogo belum menyandang status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang bisa memanagement keuangan secara mandiri sehingga bisa menganggarkan dana untuk penanganan kasus yang mendesak. Puskesmas Jatirogo harus merencanakan kegiatan satu tahun sebelumnya agar kegiatan tersebut bisa diselenggarakan, imbuh beliau.
Beliau juga menjelaskan bahwa masyarakat masih belum paham betul tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penyebeb demam berdarah. Masyarakat masih menganggap bahwa pemberantasan kasus demam berdarah adalah hanya dengan melakukan penyemprotan yang mana asap fogging dihasilkan dari bahan kimia yang banyak mengandung Karsinogen yang dapat menjadi penyebab kanker didalam tubuh. Anggapan itu tidak salah, namun masyarakat juga harus mengetahui cara lain yang bisa mengurangi perkembangan nyamuk demam berdarah. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air dan dengan menanam tanaman beraroma wangi yang dapat mengusir nyamuk di area rumah, papar dr. Khamdi.
Kepala UOBF Puskesmas Jatirogo meminta kepada peserta Lokmin Linsek yang hadir untuk membantu mensosialisasikan kepada masyarakat cara untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk selain penggunaan fogging. dr. Abdullah Khamdi juga menyarankan apabila terjadi gangguan kesehatan sekecil apapun jangan ragu untuk memeriksakan diri dengan membawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. (@gus_sdg)